Senin, 01 Januari 2018

POHON HIJAU (KEMUKJIZATAN AL-QURAN)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Allah SWT telah menciptakan berbagai macam makhluk di dunia ini, dan setiap makhluk pasti memberikan manfaat yang tersembunyi di dalamnya, begitu halnya dalam tumbuhan. Jika manusia hanya mengonsumsi makanan dari daging, kesehatannya mungkin kurang baik dan sempurna, oleh sebab itu manusia harus mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan (seperti: sayur-sayuran dan buah-buahan). Allah swt. telah menciptakan tumbuhan, dan peran dari manusia tidak hanya mengonsumsinya saja, tetapi manusia yang mengelolanya untuk menyuburkan tanaman tersebut agar tidak layu dan mati. Sebab dalam al-Quran banyak menerangkan tentang tumbuhan dan tugas manusia untuk mengelola tanaman tersebut.
al-Quran sebagai pedoman hidup manusia (muslim), telah memberikan contoh dan langkah-langkah untuk memahami dan mengaplikasikan makna ayat-ayat yang mengandung di dalamnya tentang tumbuhan. Dalam kesempatan ini dan di dalam makalah ini akan membahas hal-hal diatas, khususnya tentang pohon hijau.
B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang Penulis angkat pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana definisi pohon hijau ?
2.     Bagaimana penjelasan ayat yang menerangkan tentang pohon hijau?
3.     Bagaimana tinjauan ilmiah mengenai pohon hijau?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pohon Hijau
            Sebuah pohon adalah organisme hidup dan bukan dari (benda mati) seperti atom, tetapi terdiri sel-sel hidup yang bersama-sama membentuk jaringan selular yang hidup dari nutrisi yang diterima oleh pohon dari lingkungannya. Akibat terjadinya interaksi antara gas karbondioksida di udara dan air yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dari dalam tanah, akan menghasilkan zat karbohidrat berkat bantuan sinar matahari. Dari situ kemudian terbentuk kayu yang pada dasarnya terdiri atas komponen kimiawi yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen.
Asy-Syajar al-Akhdhar (الشجر الأخضر) menurut sebagian ulama adalah zat hijau daun atau yang dikenal dengan klorofil (chlorophyll). Allah menjadikan dari pohon yang hijau suatu energi.
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Ini diperkenalkan tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak dari tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti klorofil yang memperoleh nobel prize winner pada tahun 1915 berasal dari technishe hochschule, munich germany.
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Dalam proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya.
Klorofil menyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm.
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu) yang berwarna hijau tua dan berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid. Karotenoid ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil-b.
·       Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :
1.     klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
2.     klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
3.     klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat    
4.     klorofil d: menghasilkan warna hijau merah[1]

Warna hijau pada tumbuhan adalah salah satu mukjizat yang telah Allah diberikan kepada alam ini, jika diteliti secara ilmiah dan mendalam bahwa tumbuhan mempunyai semacam pigmen hijau (zat warna) yang sering disebut dengan klorofil. Klorofil terletak di bawah permukaan bagian atas daun, lapisan tersebut merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus yang disebut dengan sel pagar. Di dalam setip sel terdapat kotak yang sangat kecil berbentuk piringan hitam, kotak kecil ini disebut dengan kloroplas, kloroplas berisi klorofil yang berguna unutk menangkap cahaya matahari. Tumbuhan mengambil gas karbon dioksida dari udara dan mengambil air serta mineral dari tanah, tumbuhan mengolahnya menjadi oksigen dan karbohidrat, semua hal itu dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan sering disebut dengan fotosintesis, dalam melakukan fotsintesis tumbuhan memerlukan klorofil dan fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil. Hasil dari fotosintesis kemudian disebarkan ke seluruh bagian-bagian tumbuhan oleh pembuluh tapis (floem).
Klorofil terdiri dari ikatan zat-zat karbon, hidrogen, nitrigen, dan magnesium. Aktifitas utama klorofil adalah menjelmakan zat organik dari zat anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari. Proses ini disebut fotosintesis (photosynthesis), yakni mengadakan sintesis dengan cahaya (photon). Jelasnya klorofil mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimiawi melalui proses fotosintesis atau dengan kata lain menyimpan tenaga matahari dalam tumbuh-tumbuhan berupa makanan dan bahan bakar yang nantinya akan muncul sebagai api atau tenaga kalori sewaktu terjadi pembakaranProses ini disebut respirasi atau menurut istilah Al Quran “faidza antum minhu tuqidun” (maka secara serta merta tanpa campur tangan kalian, kalian dapat menyalakan api).
B. Ayat-ayat al-Quran Tentang Pohon Hijau
a)     Q.S Yasin [36] Ayat 80 
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ[2]
Terjemahnya:yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".[3]
Di dalam ayat tersebut mengandung kata ”Allah yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau”. Kita dapat berpikir bahwa di dalam pohon terdapat suatu zat yang berwarna hijau yang berperan dalam pertumbuhan pohon tersebut sehingga menghasilkan kayu. Kemudian dengan kayu yang hijau itu pula maka api dapat menyala. Proses dalam tumbuhan yang melibatkan zat hijau daun (klorofil) disebut proses fotosintesis. Melalui proses inilah tumbuhan menghasilkan makananya sendiri untuk keperluan pertumbuhanya, sehingga dapat dihasilkan ranting-ranting dan dahan yang dapat dijadikan sebagai kayu bakar.
            Dalam ayat ini juga mengandung makna ilmiah pada tanaman hijau yang dapat menyerap sinar matahari, makna ilmiah ini kurang dipahami oleh kalangan luas (orang awam) dan juga bagi orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan kontemporer yanng luas. Pemahaman secara umum dari ayat diatas menyatakan bahwa pohon yang hijau tidak mudah terbakar, kecuali setelah memlalui proses pengeringan karena basahnya pohon tersebut. Penyerapan sinar matahari tersebut digunakan tanaman/tumbuhan untuk proses pertumbuhan terpenting dalam kehidupannya, bertambahnya umur pada tanaman mengakibatkan penyerapan sinar matahari lebih banyak dan disimpannya di dalam batang dengan bentuk energi.[4]
Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah swt. menggunakan kata "pohon itu" [syajarataha], bukannya "kayu itu" [khusyubuha] dalam kaitannya dengan penyalaan api. Lima belas abad yang lalu    ketika ayat ini diturunkan, bahkan masih ada sampai sekarang, dalam menyalakan api, manusia menggunakan potongan-potongan kayu dan menggosok-gosokkan potongan kayu tersebut. Sepertinya tidak ada yang menggunakan "pohon" untuk menghasilkan api untuk keperluan sehari-harinya. Akan tetapi Qur'an memakai kata "pohon" dan bukannya "kayu" untuk menjelaskan mengenai api.
Satu sifat api adalah agar dapat bertahan, ia membutuhkan Oksigen(O 2). Tanpa oksigen(O2), api akan segera padam, karena tidak akan dapat melakukan reaksi kimia yang mana membutuhkan oksigen. Seperti yang kita ketahui, pohon melakukan fotosintesis yang mana mengubah karbondioksida (CO2) dan air menjadi glukosa dan Oksigen(O2).
Oksigen(O2) ini akan dilepaskan oleh pohon sebagai hasil tambahan dari fotosintesis. Dengan Oksigen(O2) inilah sehingga manusia dapat menyalakan api. Oleh karena itu setelah Allah swt. melalui al-Qur'an menyatakan "Tidakkah kamu perhatikan api yang kamu nyalakan?" Allah langsung bertanya "Apakah kamu yang menjadikan pohon itu ataukah Kami yang menjadikannya?" Karena tanpa pohon, tidak akan ada oksigen(O2) dan tanpa oksigen(O2) tidak akan ada api.
1. Tafsir al-Jalalain
QS. Yasin 80 mengatakan
الَّذِى جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنْتُمْ مِّنْهُ تُوقِدُونَ[5]

Maksudnya: (Yaitu Tuhan yang menjadikan untuk kalian) yakni segolongan umat manusia (dari kayu yang hijau) yakni kayu pohon Marakh dan Affar atau semua jenis pohon selain pohon anggur (api, maka tiba-tiba kalian nyalakan -api- dari kayu itu.”) kalian membuat api daripadanya. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah swt. yang mampu untuk menghidupkan kembali manusia yang mati. Karena sesungguhnya di dalam kayu yang hijau itu terhimpun antara air, api, dan kayu; maka air tidak dapat memadamkan api, dan pula api tidak dapat membakar kayu.[6]
2. Tafsir Ibn Kathir
Ibnu Abbas ra. berkata : “ada dua jenis tanaman (pohon) di daratan, dikatakan bahwa yang satu bernama Marakh (cangkering / Erythrina Fusca) dan yang satu lagi bernama Iffar (pohon waru / Hibiscus Tiliaceus), barang siapa hendak menyalakan api, maka potonglah ranting dari masing-masing pohon tersebut, seperti potongan (kayu) yang aka digunakan untuk bersiwak, dimana kedua ranting tersebut masih hijau & masih menetes airnya, kemudian gosokkan kayu Marakh atas kayu Iffar, maka akan keluar api dari kedua kayu tersebut dengan izin Allah”.
Muhaimin Iqbal, salah satu pakar pertanian muslim mengatakan, “Hasil pencariannya tentang pohon Marakh ini ketemu nama latinnya yaitu Leptadenia pyrotechnica dari family Asclepiadaceae. Menariknya adalah nama latin pyrotechnica – ini mempunyai arti pembuat api. Artinya masyarakat yang tinggal dimana pohon tersebut berada mengenalnya sebagai pohon untuk membuat api.
Tanaman ini menyebar luas di Hijaz, Afrika Utara, Asia Tengah dan di Mediterania. Tanamannya seperti semak, selain digunakan untuk membuat api – bisa dibuat sayur dan bahkan juga bahan untuk berbagai pengobatan…”
Dalam kesempatan lain, beliau menyampaikan, “Hasil dari pepohonan tersebut yang berupa serat maupun karbohidrat, selain untuk pangan juga bisa diolah menjadi sumber energi – seperti bioethanol untuk jaman ini dan yang berupa minyak bisa diolah menjadi biodiesel. Bahwasanya energi itu berasal dari pohon-pohonan yang hijau seperti diisyaratkan di Al-Qur’an.

3. Tafsir Munkhatab 
Yaitu Tuhan yang menciptakan api dari pohon hijau setelah mengalami pengeringan. Kekuatan surya dapat berpindah ke dalam tumbuh-tumbuhan melalui proses asimilasi sinar. Sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil) mengisap karbondioksida dari udara. Sebagai akibat terjadinya interaksi antara gas karbondioksida dan air yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dari dalam tanah, akan dihasilkan zat karbohidrat berkat bantuan sinar matahari. Dari situ kemudian terbentuk kayu yang pada dasarnya terdiri atas komponen kimiawi yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Dari kayu itu, manusia kemudian membuat arang sebagai bahan bakar. Daya yang tersimpan di dalam arang itu akan keluar ketika ia terbakar. Daya itu sendiri dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak, penghangatan, penerangan dan lain-lain. Batu bara yang kita kenal itu pun pada mulanya adalah pohon yang tumbuh dan membesar melalui proses asimilasi sinar tadi, kemudian mengalami penghangatan dengan cara tertentu sehingga berubah menjadi batu bara setelah berjuta tahun lamanya akibat pengaruh faktor geologi seperti panas, tekanan udara dan sebagainya. Perlu diketahui pula kiranya bahwa kata “akhdlar” (‘hijau’) dalam ayat ini bukan disebut secara kebetulan tanpa maksud. Frase “min al-syajar al-akhdlar” yang berarti ‘dari pohon yang hijau’ itu justru menunjuk kepada zat hijau daun yang sangat diperlukan dalam proses asimilasi gas karbondioksida.
·        Q.S al-'An`am [6] Ayat 99  
وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا[7]
Terjemahnya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kormamengurai tangkai- tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.[8]
Di dua ayat diatas, dimunculkan kata "akhdar" [yang berarti "hijau"] dalam kaitannya dengan pohon [syajara] dan tumbuh-tumbuhan [nabaata].  Pada surah Yaasiin (36), lebih spesifik lagi dikatakan api dijadikan dari "pohon yang (memiliki) hijau" [as-syajari al-akhdari], karena hanya pohon yang memiliki zat-hijau daun  [klorofil] yang dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen(O2).
Di surah Al-An'aam (6) ayat ke 99 Allah melalui Quran menyatakan "fa-akhrajna [lalu Kami keluarkan/hasilkan/adakan] min'hu [darinya] khadiran [sesuatu yang hijau]".
Selanjutnya dikatakan bahwa sang "khadiran" [sesuatu yang hijau atau istilah populernya "klorofil"]......tersebut mampu menghasilkan bagi tumbuh-tumbuhan butir yang banyak, karena dengan adanya klorofil maka proses fotosintesis dapat berjalan sehingga menghasilkan makanan yang dibutuhkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk menghasilkan buah.
Masih di surah Al-An'aam (6) ayat ke 99 , di akhir ayatnya Allah berFirman :
[6:99] ... Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman
Disini Allah secara spesifik menekankan kita untuk memperhatikan keadaan buah dan sekitarnya, mulai ketika buah tersebut masih muda sampai menjadi matang, bagaimana keadaan daun-daun di sekitar buah tersebut, sampai akhirnya pohon tersebut akhirnya tidak menghasilkan buah lagi. Dari daun yang awal mulanya berwarna hijau menjadi mulai memudar dan menjadi berwarna kuning (disebagian jenis pohon), akibat sel-sel hijau daunnya telah mati.
b)    Al-Waaqi'ah [56] ayat 71-72 
أَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِى تُورُونَ

Terjemahnya: (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang api yang kalian nyalakan) yang kalian keluarkan dari gosokan-gosokan kayu yang hijau.
ءَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ

Terjemahnya: (Kaliankah yang menjadikan kayu itu) yang dimaksud adalah pohon Marakh dan pohon ‘Affar yang kayunya dapat dijadikan sebagai pemantik api (atau Kamikah yang menjadikannya?).
نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتٰعًا لِّلْمُقْوِينَ[9]
Terjemahnya: (Kami menjadikan api itu untuk peringatan) yakni mengingatkan tentang neraka Jahanam (dan sebagai bekal) dalam perjalanan (bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan) diambil dari lafal Aqwal Qaumu, yakni kaum itu kini berada di padang pasir yang tandus, tiada tumbuh-tumbuhan dan air padanya.[10]
C. Kajian Ilmiah Tentang Pohon Hijau
Tumbuhan merupakan satu-satunya makhluk hidup yang mampu menghasilkan bahan makanan dari dirinya sendiri. Daun yang ada pada tumbuhan adalah merupakan tempat pengolahan yang di dalamnya diproduksi berbagai bahan makanan bagi tumbuhan-tumbuhan yang diproses melalui bantuan sinar matahari yang merupakan unsur penting dalam pembuatan bahan makanan tersebut.
Selanjutnya proses pembuatan bahan makanan, dilakukan berdasarkan perpaduan berbagai unsur yang diperlukan. Unsur-unsur itu adalah karbon dioksida yang dihisap dari udara melalui pori-pori yang menutupi seluruh permukaan daun, sinar matahari yang diterima melalui daunnya, air yang diserap melalui akarnya serta kandungan zat pokok bagi terciptanya reaksi kimiawi dari percampuran unsur-unsur di atas. Di mana jika zat ini tidak terdapat, maka reaksi tidak tercipta, meskipun semua unsur yang lainnya telah terpenuhi.
Yang kami maksud dengan zat pokok itu adalah klorofil (yahdhuur), atau zat warna hijau yang terdapat pada daun tumbuh-tumbuhan. Klorofil ini, kadang-kadang terdapat juga pada batang tumbuh-tumbuhan, tapi dengan persentase yang lebih sedikit.
Secara singkat, fungsi dari klorofil ini adalah sebagai sumber pokok bagi elektron yang banyak mengandung energi yang dihasilkan melalui ionisasi klorofil. Elektron ini dibutuhkan dalam proses pembuatan berbagai bahan makanan di dalam sel.    
Sejak dahulu, semua orang telah melihat warna mencolok dari daun yang berwarna hijau. Namun mereka tidak mengetahui peranan penting yang dimilikinya atau strukturnya, kecuali baru-baru ini, setelah banyak dilakukan penelitian.
Proses fotosintesis ini ditemukan oleh seorang sarjana Belanda bernama J. Ingenhousz, pada akhir abad ke-18 M dan diisyaratkan sebelumnya oleh Al Quran pada abad ke-7.
Kemudian percobaan yang pernah dilakukan oleh Ingen Housz, memperagakan bahwa hanya bagian-bagian hijau tumbuhan yang melepaskan oksigen selama fotosintesis. Struktur tumbuhan yang tidak hijau, seperti misalnya batang berkayu, akar, bunga dan buah, sebenarnya menggunakan oksigen dalam proses respirasi. Hal ini menandakan bahwa fotosintesis hanya dapat terus berlangsung jika ada pigmen hijau yaitu klorofil. Struktur molekul klorofil diketahui, yakni merupakan senyawa kompleks yang terdiri atas porfirin yang sama strukturnya dengan pofirinheme yang membentuk gugus prostetik pada hemoglobin, mioglobin, dan enzim-enzim sitokrom. Perbedaan-perbedaan utama antara klorofil dan heme ialah adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah-tengah cincin porfirin dan rantai samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol.[11]
Keterangan diatas adalah bukti rahasia atas mukjizat ilmiah Allah dalam al-Qur’an yang berdasarkan ilmu pengetahuan sains, walaupun hal tersebut masih banyak yang belum diketahui sebagian ilmu-ilmu pengetahuan modern.






BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Al-Qur’an telah menjelaskan berbagai macam permasalahan pertanian dan tumbuhan, hal ini menunjukkan kemukjizatannya yang sangat tinggi, pengetahuan sekarang seharusnya belajar atau merujuk lebih tajam dalam al-Qur’an, misalnya rahasia warna hijau pada daun, ayat ini telah menerangkan lebih dahulu sebelum adanya para peneliti masalah biotani dan juga pemilihan tempat untuk bercocok tanam. Asy-Syajar al-Akhdhar (الشجر الأخضر) menurut sebagian ulama adalah zat hijau daun atau yang dikenal dengan klorofil (chlorophyll). Allah menjadikan dari pohon yang hijau suatu energi.
Ayat al-Quran yang menjelaskan tentang pohon hijau adalah terdapat pada Q.S Yaasin [36]: (80), Q.S al-An’am [6]: (99) serta pada Q.S al-Waqi’ah [56]: (71-73).
Proses fotosintesis ini ditemukan oleh seorang sarjana Belanda bernama J. Ingenhousz, pada akhir abad ke-18 M dan diisyaratkan sebelumnya oleh Al Quran pada abad ke-7. Secara singkat, fungsi dari klorofil ini adalah sebagai sumber pokok bagi elektron yang banyak mengandung energi yang dihasilkan melalui ionisasi klorofil. Elektron ini dibutuhkan dalam proses pembuatan berbagai bahan makanan di dalam sel. Sejak dahulu, semua orang telah melihat warna mencolok dari daun yang berwarna hijau. Namun mereka tidak mengetahui peranan penting yang dimilikinya atau strukturnya, kecuali baru-baru ini, setelah banyak dilakukan penelitian.



DAFTAR PUSTAKA

Kimbal. john, w. dkk. 1990. biologi. Erlangga. Jakarta
Campbell. 2000. biologi. Erlangga. jakarta
Dwidjo saputra, prof. 1978. pengantar fisiologi tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Anonymous. 2009. petunjuk praktikum biokimia. Umm. Malang, (sumber : http://mahawarta.wordpress.com/2009/08/01/klorofil-dalam-al-quran/)




[1]Rifqi Fajar, “Bahan Ajar Perspektif Islam”, blog Academia https://www.academia.edu/2283160/klorofil_dalam_perspektif_a-quran. (19 November 2017. 
[2]Kementerian Agama, “al-Quran al-Karim”, h. 445.
[3]As-Salam, “al-Quran dan Terjemahannya” (Bandung: al-Mizan, 2012), h. 446.
[4]Muhammad Kamil Abdushshamad, “Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an” (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2002), hlm. 149.
[5]Kementerian Agama, “al-Quran al-Karim”, h. 445.  
[6]Bambies, “Pohon Hijau dan Sumber Energi”, blog wordpress Bambies https://www/google.co.id/amp/s/bambies.wordpress.com/2016/04/23/pohon-hijau-dan-sumber-bbm/amp. (19 November 2017)
[7]Kementerian Agama, “al-Quran al-Karim”, h. 140.  
[8]As-Salam, “al-Quran dan Terjemahannya” (Bandung: al-Mizan, 2012), h. 141.
[9]Kementerian Agama, “al-Quran al-Karim”, h. 536.  
[10] As-Salam, “al-Quran dan Terjemahannya” (Bandung: al-Mizan, 2012), h. 537.
[11]John  Kimbal “Biologi Umum” (Edisi 5; Jakarta: Erlangga, 1983), h.  173-175.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Awas! Sosial Media Dapat Memicu Krisis Kepercayaan Diri!

      Dalam kehidupan masyarakat yang akses terhadap sosial media sangat mudah dilakukan dengan smartphone, banyak remaja yang menghabiskan...