BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Allah SWT telah menciptakan berbagai macam
makhluk di dunia ini, dan setiap makhluk pasti memberikan manfaat yang
tersembunyi di dalamnya, begitu halnya dalam tumbuhan. Jika manusia hanya
mengonsumsi makanan dari daging, kesehatannya mungkin kurang baik dan sempurna,
oleh sebab itu manusia harus mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan
(seperti: sayur-sayuran dan buah-buahan). Allah swt. telah menciptakan
tumbuhan, dan peran dari manusia tidak hanya mengonsumsinya saja, tetapi
manusia yang mengelolanya untuk menyuburkan tanaman tersebut agar tidak layu
dan mati. Sebab dalam al-Quran banyak menerangkan tentang tumbuhan dan tugas
manusia untuk mengelola tanaman tersebut.
al-Quran sebagai pedoman hidup manusia
(muslim), telah memberikan contoh dan langkah-langkah untuk memahami dan
mengaplikasikan makna ayat-ayat yang mengandung di dalamnya tentang tumbuhan.
Dalam kesempatan ini dan di dalam makalah ini akan membahas hal-hal diatas,
khususnya tentang pohon hijau.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang Penulis angkat pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana definisi pohon hijau ?
2.
Bagaimana
penjelasan ayat yang menerangkan tentang pohon hijau?
3.
Bagaimana
tinjauan ilmiah mengenai pohon hijau?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pohon Hijau
Sebuah pohon
adalah organisme hidup dan bukan dari (benda mati) seperti atom, tetapi terdiri
sel-sel hidup yang bersama-sama membentuk jaringan selular yang hidup dari
nutrisi yang diterima oleh pohon dari lingkungannya. Akibat terjadinya
interaksi antara gas karbondioksida di udara dan air yang diserap oleh
tumbuh-tumbuhan dari dalam tanah, akan menghasilkan zat karbohidrat berkat
bantuan sinar matahari. Dari situ kemudian terbentuk kayu yang pada dasarnya terdiri
atas komponen kimiawi yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen.
Asy-Syajar
al-Akhdhar (الشجر
الأخضر)
menurut sebagian ulama adalah zat hijau daun atau yang dikenal dengan klorofil
(chlorophyll). Allah menjadikan dari pohon yang hijau suatu energi.
Istilah
klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan phyllos
artinya daun. Ini diperkenalkan tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak
dari tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti
klorofil yang memperoleh nobel prize winner pada tahun 1915 berasal dari
technishe hochschule, munich germany.
Klorofil
adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik.
Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap
dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Dalam proses fotosintesis,
terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari,
memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar
energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan
fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam
nukleat dan molekul organik lainnya.
Klorofil
menyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata
(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata
dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak
diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung
energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui
fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi
fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar
dengan panjang gelombang antara 400-700 nm.
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu) yang
berwarna hijau tua dan berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat
menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit
cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum
tersebut diserap oleh karotenoid. Karotenoid ternyata berperan membantu
mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih
baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap
digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil-b.
· Macam-macam klorofil adalah sebagai
berikut :
1.
klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
2.
klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
3.
klorofil c: menghasilkan warna hijau
coklat
4.
klorofil d: menghasilkan warna hijau merah[1]
Warna
hijau pada tumbuhan adalah salah satu mukjizat yang telah Allah diberikan
kepada alam ini, jika diteliti secara ilmiah dan mendalam bahwa tumbuhan
mempunyai semacam pigmen hijau (zat warna) yang sering disebut dengan klorofil.
Klorofil terletak di bawah permukaan bagian atas daun, lapisan tersebut
merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus yang disebut dengan sel pagar. Di
dalam setip sel terdapat kotak yang sangat kecil berbentuk piringan hitam,
kotak kecil ini disebut dengan kloroplas, kloroplas berisi klorofil yang
berguna unutk menangkap cahaya matahari. Tumbuhan mengambil gas karbon dioksida
dari udara dan mengambil air serta mineral dari tanah, tumbuhan mengolahnya
menjadi oksigen dan karbohidrat, semua hal itu dilakukan dengan bantuan sinar
matahari. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan sering disebut dengan
fotosintesis, dalam melakukan fotsintesis tumbuhan memerlukan klorofil dan
fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil. Hasil dari
fotosintesis kemudian disebarkan ke seluruh bagian-bagian tumbuhan oleh
pembuluh tapis (floem).
Klorofil terdiri dari ikatan zat-zat
karbon, hidrogen, nitrigen, dan magnesium. Aktifitas utama klorofil adalah
menjelmakan zat organik dari zat anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari.
Proses ini disebut fotosintesis (photosynthesis), yakni mengadakan
sintesis dengan cahaya (photon). Jelasnya klorofil mengubah tenaga
radiasi matahari menjadi tenaga kimiawi melalui proses fotosintesis atau dengan
kata lain menyimpan tenaga matahari dalam tumbuh-tumbuhan berupa makanan dan
bahan bakar yang nantinya akan muncul sebagai api atau tenaga kalori sewaktu terjadi pembakaran. Proses ini disebut respirasi atau menurut
istilah Al Quran “faidza antum minhu tuqidun” (maka secara
serta merta tanpa campur tangan kalian, kalian dapat menyalakan api).
B. Ayat-ayat al-Quran
Tentang Pohon Hijau
a)
Q.S Yasin [36] Ayat 80
ٱلَّذِى
جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ
تُوقِدُونَ[2]
Terjemahnya:
“yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".[3]
Di dalam ayat tersebut mengandung kata ”Allah
yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau”. Kita dapat
berpikir bahwa di dalam pohon terdapat suatu zat yang berwarna hijau yang
berperan dalam pertumbuhan pohon tersebut sehingga menghasilkan kayu. Kemudian
dengan kayu yang hijau itu pula maka api dapat menyala. Proses dalam tumbuhan
yang melibatkan zat hijau daun (klorofil) disebut proses fotosintesis. Melalui
proses inilah tumbuhan menghasilkan makananya sendiri untuk keperluan
pertumbuhanya, sehingga dapat dihasilkan ranting-ranting dan dahan yang dapat
dijadikan sebagai kayu bakar.
Dalam ayat ini juga mengandung makna ilmiah
pada tanaman hijau yang dapat menyerap sinar matahari, makna ilmiah ini kurang
dipahami oleh kalangan luas (orang awam) dan juga bagi orang yang tidak
memiliki ilmu pengetahuan kontemporer yanng luas. Pemahaman secara umum dari ayat
diatas menyatakan bahwa pohon yang hijau tidak mudah terbakar, kecuali setelah
memlalui proses pengeringan karena basahnya pohon tersebut. Penyerapan sinar
matahari tersebut digunakan tanaman/tumbuhan untuk proses pertumbuhan
terpenting dalam kehidupannya, bertambahnya umur pada tanaman mengakibatkan
penyerapan sinar matahari lebih banyak dan disimpannya di dalam batang dengan
bentuk energi.[4]
Menarik
untuk diperhatikan bahwa Allah swt. menggunakan kata "pohon itu"
[syajarataha], bukannya "kayu itu" [khusyubuha] dalam
kaitannya dengan penyalaan api. Lima belas abad yang
lalu ketika ayat ini diturunkan, bahkan masih ada sampai
sekarang, dalam menyalakan api, manusia menggunakan potongan-potongan kayu dan
menggosok-gosokkan potongan kayu tersebut. Sepertinya tidak ada yang
menggunakan "pohon" untuk menghasilkan api untuk keperluan
sehari-harinya. Akan tetapi Qur'an memakai kata "pohon" dan
bukannya "kayu" untuk menjelaskan mengenai api.
Satu
sifat api adalah agar dapat bertahan, ia membutuhkan Oksigen(O 2).
Tanpa oksigen(O2), api akan segera padam, karena tidak akan dapat
melakukan reaksi kimia yang mana membutuhkan oksigen. Seperti yang kita
ketahui, pohon melakukan fotosintesis yang mana mengubah karbondioksida (CO2) dan air menjadi
glukosa dan Oksigen(O2).
Oksigen(O2) ini akan dilepaskan oleh
pohon sebagai hasil tambahan dari fotosintesis. Dengan Oksigen(O2)
inilah sehingga manusia dapat menyalakan api. Oleh karena itu setelah Allah swt.
melalui al-Qur'an menyatakan "Tidakkah kamu perhatikan api yang kamu
nyalakan?" Allah langsung bertanya "Apakah kamu yang menjadikan
pohon itu ataukah Kami yang menjadikannya?" Karena tanpa pohon, tidak
akan ada oksigen(O2) dan tanpa oksigen(O2) tidak akan ada
api.
1.
Tafsir al-Jalalain
QS.
Yasin 80 mengatakan
الَّذِى جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ
الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنْتُمْ مِّنْهُ تُوقِدُونَ[5]
Maksudnya: (Yaitu Tuhan yang menjadikan untuk
kalian) yakni segolongan umat manusia (dari kayu yang hijau) yakni kayu pohon
Marakh dan Affar atau semua jenis pohon selain pohon anggur (api, maka
tiba-tiba kalian nyalakan -api- dari kayu itu.”) kalian membuat api
daripadanya. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah swt. yang mampu untuk
menghidupkan kembali manusia yang mati. Karena sesungguhnya di dalam kayu yang
hijau itu terhimpun antara air, api, dan kayu; maka air tidak dapat memadamkan
api, dan pula api tidak dapat membakar kayu.[6]
2.
Tafsir Ibn Kathir
Ibnu
Abbas ra. berkata : “ada dua jenis tanaman (pohon) di daratan, dikatakan bahwa
yang satu bernama Marakh (cangkering / Erythrina Fusca) dan yang satu lagi
bernama Iffar (pohon waru / Hibiscus Tiliaceus), barang siapa hendak menyalakan
api, maka potonglah ranting dari masing-masing pohon tersebut, seperti potongan
(kayu) yang aka digunakan untuk bersiwak, dimana kedua ranting tersebut masih
hijau & masih menetes airnya, kemudian gosokkan kayu Marakh atas kayu
Iffar, maka akan keluar api dari kedua kayu tersebut dengan izin Allah”.
Muhaimin Iqbal, salah satu pakar pertanian
muslim mengatakan, “Hasil pencariannya tentang pohon Marakh ini ketemu nama
latinnya yaitu Leptadenia pyrotechnica dari family Asclepiadaceae. Menariknya
adalah nama latin pyrotechnica – ini mempunyai arti pembuat api.
Artinya masyarakat yang tinggal dimana pohon tersebut berada mengenalnya
sebagai pohon untuk membuat api.
Tanaman
ini menyebar luas di Hijaz, Afrika Utara, Asia Tengah dan di Mediterania.
Tanamannya seperti semak, selain digunakan untuk membuat api – bisa dibuat
sayur dan bahkan juga bahan untuk berbagai pengobatan…”
Dalam
kesempatan lain, beliau menyampaikan, “Hasil dari pepohonan tersebut yang
berupa serat maupun karbohidrat, selain untuk pangan juga bisa diolah menjadi
sumber energi – seperti bioethanol untuk jaman ini dan yang berupa minyak bisa
diolah menjadi biodiesel. Bahwasanya energi itu berasal dari pohon-pohonan yang
hijau seperti diisyaratkan di Al-Qur’an.
3. Tafsir
Munkhatab
Yaitu Tuhan yang menciptakan api dari pohon
hijau setelah mengalami pengeringan. Kekuatan surya dapat berpindah ke dalam
tumbuh-tumbuhan melalui proses asimilasi sinar. Sel tumbuh-tumbuhan yang
mengandung zat
hijau daun (klorofil) mengisap karbondioksida dari udara. Sebagai
akibat terjadinya interaksi antara gas karbondioksida dan air yang diserap oleh
tumbuh-tumbuhan dari dalam tanah, akan dihasilkan zat karbohidrat berkat
bantuan sinar matahari. Dari situ kemudian terbentuk kayu yang pada dasarnya
terdiri atas komponen kimiawi yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen.
Dari kayu itu, manusia kemudian membuat arang sebagai bahan bakar. Daya yang
tersimpan di dalam arang itu akan keluar ketika ia terbakar. Daya itu sendiri
dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak, penghangatan, penerangan dan
lain-lain. Batu bara yang kita kenal itu pun pada mulanya adalah pohon yang
tumbuh dan membesar melalui proses asimilasi sinar tadi, kemudian mengalami
penghangatan dengan cara tertentu sehingga berubah menjadi batu bara setelah berjuta
tahun lamanya akibat pengaruh faktor geologi seperti panas, tekanan udara dan
sebagainya. Perlu diketahui pula kiranya bahwa kata “akhdlar” (‘hijau’) dalam
ayat ini bukan disebut secara kebetulan tanpa maksud. Frase
“min al-syajar al-akhdlar” yang berarti ‘dari pohon yang hijau’ itu justru
menunjuk kepada zat hijau daun yang sangat diperlukan dalam proses asimilasi
gas karbondioksida.
·
Q.S al-'An`am [6] Ayat 99
وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ
خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا[7]
Terjemahnya: Dan
Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang kormamengurai tangkai- tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.[8]
Di dua ayat diatas, dimunculkan
kata "akhdar" [yang berarti "hijau"] dalam
kaitannya dengan pohon
[syajara] dan tumbuh-tumbuhan [nabaata]. Pada surah
Yaasiin (36), lebih spesifik lagi dikatakan api dijadikan
dari "pohon yang (memiliki) hijau" [as-syajari al-akhdari],
karena hanya pohon yang memiliki zat-hijau daun [klorofil]
yang dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen(O2).
Di surah Al-An'aam (6) ayat ke 99 Allah
melalui Quran menyatakan "fa-akhrajna [lalu Kami
keluarkan/hasilkan/adakan] min'hu [darinya] khadiran [sesuatu
yang hijau]".
Selanjutnya dikatakan bahwa sang "khadiran"
[sesuatu yang hijau atau istilah populernya "klorofil"]......tersebut
mampu menghasilkan bagi tumbuh-tumbuhan butir yang banyak, karena dengan adanya
klorofil maka proses fotosintesis dapat berjalan sehingga
menghasilkan makanan yang dibutuhkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk menghasilkan
buah.
Masih di surah Al-An'aam (6) ayat ke
99 , di akhir ayatnya Allah berFirman :
[6:99] ... Perhatikanlah buahnya
di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman
Disini Allah secara spesifik menekankan kita
untuk memperhatikan keadaan buah dan sekitarnya, mulai ketika buah tersebut
masih muda sampai menjadi matang, bagaimana keadaan daun-daun di sekitar buah
tersebut, sampai akhirnya pohon tersebut akhirnya tidak menghasilkan buah lagi.
Dari daun yang awal mulanya berwarna hijau menjadi mulai memudar dan menjadi
berwarna kuning (disebagian jenis pohon), akibat sel-sel hijau
daunnya telah mati.
b)
Al-Waaqi'ah [56] ayat 71-72
أَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِى تُورُونَ
Terjemahnya:
(Maka terangkanlah kepada-Ku tentang api yang kalian nyalakan) yang kalian
keluarkan dari gosokan-gosokan kayu yang hijau.
ءَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ أَمْ
نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ
Terjemahnya:
(Kaliankah yang menjadikan kayu itu) yang dimaksud adalah pohon Marakh dan
pohon ‘Affar yang kayunya dapat dijadikan sebagai pemantik api (atau Kamikah
yang menjadikannya?).
نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتٰعًا
لِّلْمُقْوِينَ[9]
Terjemahnya: (Kami menjadikan api itu untuk
peringatan) yakni mengingatkan tentang neraka Jahanam (dan sebagai bekal) dalam
perjalanan (bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan) diambil dari lafal
Aqwal Qaumu, yakni kaum itu kini berada di padang pasir yang tandus, tiada
tumbuh-tumbuhan dan air padanya.[10]
C. Kajian Ilmiah Tentang Pohon Hijau
Tumbuhan merupakan satu-satunya makhluk hidup
yang mampu menghasilkan bahan makanan dari dirinya sendiri. Daun yang ada pada
tumbuhan adalah merupakan tempat pengolahan yang di dalamnya diproduksi
berbagai bahan makanan bagi tumbuhan-tumbuhan yang diproses melalui bantuan
sinar matahari yang merupakan unsur penting dalam pembuatan bahan makanan
tersebut.
Selanjutnya proses pembuatan bahan makanan,
dilakukan berdasarkan perpaduan berbagai unsur yang diperlukan. Unsur-unsur itu
adalah karbon dioksida yang dihisap dari udara melalui pori-pori yang menutupi
seluruh permukaan daun, sinar matahari yang diterima melalui daunnya, air yang
diserap melalui akarnya serta kandungan zat pokok bagi terciptanya reaksi
kimiawi dari percampuran unsur-unsur di atas. Di mana jika zat ini tidak
terdapat, maka reaksi tidak tercipta, meskipun semua unsur yang lainnya telah
terpenuhi.
Yang kami maksud dengan zat pokok itu adalah
klorofil (yahdhuur), atau zat warna hijau yang terdapat pada daun
tumbuh-tumbuhan. Klorofil ini, kadang-kadang terdapat juga pada batang
tumbuh-tumbuhan, tapi dengan persentase yang lebih sedikit.
Secara singkat, fungsi dari klorofil ini adalah
sebagai sumber pokok bagi elektron yang banyak mengandung energi yang
dihasilkan melalui ionisasi klorofil. Elektron ini dibutuhkan dalam proses
pembuatan berbagai bahan makanan di dalam sel.
Sejak dahulu, semua orang telah melihat warna
mencolok dari daun yang berwarna hijau. Namun mereka tidak mengetahui peranan
penting yang dimilikinya atau strukturnya, kecuali baru-baru ini, setelah
banyak dilakukan penelitian.
Proses
fotosintesis ini ditemukan oleh seorang sarjana Belanda bernama J. Ingenhousz,
pada akhir abad ke-18 M dan diisyaratkan sebelumnya oleh Al Quran pada abad
ke-7.
Kemudian
percobaan yang pernah dilakukan oleh Ingen Housz, memperagakan bahwa hanya
bagian-bagian hijau tumbuhan yang melepaskan oksigen selama fotosintesis.
Struktur tumbuhan yang tidak hijau, seperti misalnya batang berkayu, akar,
bunga dan buah, sebenarnya menggunakan oksigen dalam proses respirasi. Hal ini
menandakan bahwa fotosintesis hanya dapat terus berlangsung jika ada pigmen
hijau yaitu klorofil. Struktur molekul klorofil diketahui, yakni merupakan
senyawa kompleks yang terdiri atas porfirin yang sama strukturnya dengan
pofirinheme yang membentuk gugus prostetik pada hemoglobin, mioglobin, dan
enzim-enzim sitokrom. Perbedaan-perbedaan utama antara klorofil dan heme ialah
adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah-tengah cincin porfirin
dan rantai samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol.[11]
Keterangan diatas adalah
bukti rahasia atas mukjizat ilmiah Allah dalam al-Qur’an yang berdasarkan ilmu
pengetahuan sains, walaupun hal tersebut masih banyak yang belum diketahui
sebagian ilmu-ilmu pengetahuan modern.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Al-Qur’an
telah menjelaskan berbagai macam permasalahan pertanian dan tumbuhan, hal ini
menunjukkan kemukjizatannya yang sangat tinggi, pengetahuan sekarang seharusnya
belajar atau merujuk lebih tajam dalam al-Qur’an, misalnya rahasia warna hijau
pada daun, ayat ini telah menerangkan lebih dahulu sebelum adanya para peneliti
masalah biotani dan juga pemilihan tempat untuk bercocok tanam. Asy-Syajar
al-Akhdhar (الشجر
الأخضر)
menurut sebagian ulama adalah zat hijau daun atau yang dikenal dengan klorofil
(chlorophyll). Allah menjadikan dari pohon yang hijau suatu energi.
Ayat
al-Quran yang menjelaskan tentang pohon hijau adalah terdapat pada Q.S Yaasin
[36]: (80), Q.S al-An’am [6]: (99) serta pada Q.S al-Waqi’ah [56]: (71-73).
Proses fotosintesis ini ditemukan oleh seorang
sarjana Belanda bernama J. Ingenhousz, pada akhir abad ke-18 M dan diisyaratkan
sebelumnya oleh Al Quran pada abad ke-7. Secara singkat,
fungsi dari klorofil ini adalah sebagai sumber pokok bagi elektron yang banyak
mengandung energi yang dihasilkan melalui ionisasi klorofil. Elektron ini
dibutuhkan dalam proses pembuatan berbagai bahan makanan di dalam sel. Sejak
dahulu, semua orang telah melihat warna mencolok dari daun yang berwarna hijau.
Namun mereka tidak mengetahui peranan penting yang dimilikinya atau
strukturnya, kecuali baru-baru ini, setelah banyak dilakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Kimbal.
john, w. dkk. 1990. biologi. Erlangga. Jakarta
Campbell.
2000. biologi. Erlangga. jakarta
Dwidjo
saputra, prof. 1978. pengantar fisiologi tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Anonymous.
2009. petunjuk praktikum biokimia. Umm. Malang, (sumber
: http://mahawarta.wordpress.com/2009/08/01/klorofil-dalam-al-quran/)
[1]Rifqi Fajar,
“Bahan Ajar Perspektif Islam”, blog Academia https://www.academia.edu/2283160/klorofil_dalam_perspektif_a-quran. (19 November
2017.
[2]Kementerian
Agama, “al-Quran al-Karim”, h. 445.
[4]Muhammad Kamil Abdushshamad, “Mukjizat Ilmiah Dalam
Al-Qur’an” (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan,
Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2002), hlm. 149.
[6]Bambies, “Pohon
Hijau dan Sumber Energi”, blog wordpress Bambies https://www/google.co.id/amp/s/bambies.wordpress.com/2016/04/23/pohon-hijau-dan-sumber-bbm/amp. (19 November
2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar