Dulu kita selalu berfikir bahwa kegiatan belajar mengajar harus dilaksanakan di dalam kelas. Dengan kondisi dimana guru atau dosen mengajar di depan kelas sambil sesekali menulis materi pembelajaran di papan tulis. Tidak pernah terbayangkan apabila model pembelajaran menggunakan bantuan alat teknologi informasi dan komunikasi. Namun perkembangan zaman yang beriringan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuktikan hal tersebut. Era globalisasi telah merambah ke segala aspek kehidupan, termasuk pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi bertransformasi pada berbagai bidang pendidikan. Pelan namun pasti, sistem pendidikan konvensional mulai tergantikan dengan berbagai penemuan baru dalam sistem pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet, telah mampu menghadirkan ruang-ruang interaksi baru serta menyediakan informasi dalam jumlah yang melimpah yang bisa diakses dengan cepat. Karena batasan ruang dan waktu dalam proses belajar semakin terbuka bahkan semakin menghilang secara perlahan-lahan, berbagai aktivitas keseharian termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih mudah, murah, efisien serta demokratis. Jika pada masa lalu sumber pengetahuan terpusat pada guru serta institusi pendidikan formal, maka saat ini sumber pengetahuan tersebut tersebar di berbagai lokasi yang melintasi batas-batas institusi, geografis maupun wilayah.
Konsep yang kemudian dikenal dalam dunia pendidikan dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik pada isi maupun sistemnya. Saat ini, e-learning telah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga-lembaga pendidikan. Beberapa perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran elektronik sebagai tambahan terhadap materi pembelajaran yang disajikan secara reguler di kelas.
Dalam kondisi demikian, seorang guru atau dosen tidak lagi memposisikan dirinya sebagai pemegang otoritas pengetahuan, namun lebih sebagai mediator yang berperan untuk memfasilitasi keberlangsungan proses pembelajaran.
Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi, juga dipengaruhi oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator (dosen). Dosen sebagai penyelenggara pembelajaran juga harus dibekali dengan pengetahuan terkait dengan sistem e-learning tersebut. Mengubah sistem mengajar dari konvensional menjadi digital bukanlah hal yang mudah bagi kebanyakan orang, sehingga penerapan e-learning pada perguruan tinggi terlebih dahulu memantapkan pengetahuan tentang sistem itu sendiri bagi dosen serta jajarannya. Mahasiswa juga memiliki peran yang tak kalah penting, sehingga pengenalan sistem e-learning juga harus diberikan kepada mereka
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari mahasiswa, meningkatkan kemampuan belajar maniri mahasiswa, meningkatkan kualitas materi, meningkatkan kemampuan manampilkan informasi dengan perangkat terknologi informasi dan komunikasi dan memperluas data jangkau proses pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer sehingga proses pembelajaran tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Untuk mencapai hal tersebut, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning harus diperhatikan bahwa materi yang ditampilan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya megutamakan sisi keindahan saja, memperhatikan teknik pembelajaran yang digunakan dan memperhatikan teknik evaluasi mahasiswa.
Sehingga, secara sederhana keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya dan dituntut adanya pola pembelajaran aktif dalamm interaksi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar